Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. 34:39) Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah maha luas (Karunia-Nya) dan lagi Maha mengetahui". (Q.S. Al-Baqarah : 261) kisah nyata yang perlu kita baca untuk diambil ibrahnya
KeluargaImran. Alif Lam Mim. Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelumnya, sebagai petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqan.
Karenaitu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup. —Roma 12:1. Jadilah seperti yang Allah kehendaki dan engkau akan menggerakkan dunia.” Dengan mengutip perkataan St. Catherine dari Siena ini, sang Uskup London pun mengawali khotbah yang
KASIHILAHMUSUHMU. Hari ini kita akan belajar tentang perkataan Yesus di Matius 5:43-48. Yesus berkata demikian: Tetapi aku berkata padamu: Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.”. Tetapi aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Artinya “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata
5 Melakukan pembayaran pajak. Saat namamu dipanggil, bayarlah biaya ganti plat motor di kasir sesuai angka tercetak di lembar pajak. Proses pembayaran pajak kendaraan bermotor (PKB) gak lama kok, hanya butuh 3-5 menit. Di sini kamu akan mendapatkan dua lembar bukti bayar, lembar putih dan lembar biru.
. Takdir,karena takdir busa kita ubah dengan berussha dan berkerja keras,tetapi nasib adalah sebuah garis hidup maaf kalau salah makasih ya aku dapat 100 + kak Hidup ini pasti ada awalnya dan juga ada ujungnya atau akhirnya,kita bisa merubah takdir kita dengan memperbanyak berzikir,berdo'a dan berkerja keras usaha dari tangan kita sendiri!! maaf kalau jawaban ku ini salah! CONGLARATIONS!!!!!!!GHOSTY YOU TOP BRAINLY IN21!!!!
Matius 2032-34 Lalu Yesus berhenti dan memanggil mereka. Ia berkata “Apa yang kamu kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab mereka “Tuhan, supaya mata kami dapat melihat.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia. Jika hari ini Yesus menanyakan hal yang sama seperti yang Dia lakukan kepada mereka yang di buta dalam cerita di atas, “Apa yang kamu kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Kira-kira Anda mau menjawab apa? Baca juga KITA BISA DAN KITA SANGGUP DI DALAM YESUS Para pesakitan di atas menjawab, “Tuhan, yang kami mau adalah kesembuhan,” Yesus pun menyembuhkan mereka. Firman Tuhan mengatakan Yesus menyembuhkan mereka karena tergerak oleh belas kasihan. Ya, Dia adalah Bapa yang penuh dengan kasih. Firman Tuhan dalam Lukas 1111 dan 13a mengatakan, “Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga!” Hari ini saya ingin kita mengerti bahwa kita tidak perlu takut untuk meminta dari Bapa kita. Dia Bapa yang mendengar, sekaligus menjawab doa-doa kita. Namun, saya juga ingin mengatakan bahwa tidak semua yang kita minta dapat terwujud, karena kita hanya dapat menerima sesuatu yang Tuhan janjikan. Baca juga APA YANG DIMAKSUD DENGAN KASIH TUHAN YANG KEKAL? Jadi, pastikan ketika kita meminta sesuatu dari Tuhan, kita tahu Tuhan memang menjanjikannya bagi kita. Jika tidak, kita tidak akan pernah menerimanya. penulis mistermuryadi
Oleh Sherly Agustina Revowriter Cilegon[email protected] Firman Allah SWT إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk,” QS. Al-Qasas 56. BACA JUGA Menjemput Hidayah Maksud ayat ini adalah sesungguhnya kamu wahai Rasul tidak bisa memberikan hidayah taufik kepada orang yang kamu inginkan memperoleh hidayah. Akan tetapi, urusan itu berada di tangan Allah, Dia memberikan hidayah kepada orang yang dikehendakiNya untuk Dia beri hidayah menuju keimanan dan memberikan taufik kepadanya menuju hidayah itu. Dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang pantas menerima hidayah dan kemudian Dia menunjukkannya kepadanya. Mari kita renungkan ayat ini. Dalam keseharian ketika berinteraksi dengan orang lain, sahabat, keluarga, tetangga dan yang lainnya. Mungkin kita sering menemukan masalah. Allah memang memerintahkan kita untuk saling mengingatkan. Dalam surat Al-Ashr misalnya Allah berfirman “Demi Masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Dan yang saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran,” QS. Al Ashr, 1-4. Namun, hal yang harus diingat adalah kewajiban kita hanya menyampaikan bukan mengubah. Maka ketika kita sudah mencoba berusaha menyampaikan kebenaran, mengingatkan dalam kebaikan sudah gugur kewajiban kita. Tidak ada kewajiban setelah kita mengingatkan orang yang kita ingatkan harus berubah. Karena sesungguhnya hak preogratif Allah kepada siapa saja yang Allah kehendaki untuk berubah dan mendapat hidayah. Sekalipun orang tersebut adalah orang yang sangat kita cintai. Orang tua, suami, istri, anak, sahabat dekat atau bahkan diri kita sendiri. Ingat kisah Rasul dengan pamannya Abu Thalib. Rasul beriman kepada Allah, sementara pamannya Abu Thalib tidak. Rasul berdoa sekuat tenaga bahkan sampai menangis dan memohon agar pamannya mendapat hidayah, tapi Allah tidak menghendakinya. Karena apa? Karena hak memberi hidayah hanya ada pada Allah. Allah saja yang tahu kepada siapa yang dikehendakiNya untuk diberi hidayah. Maka bukan kewajiban kita mengubah orang lain atau memberikan hidayah, tapi bisa jadi melalui kita orang tersebut mendapat hidayah. BACA JUGA Hidayah Allah bagi Manusia Bengis Hal yang sangat kita takutkan adalah bagaimana jika kita bukan bagian dari hamba yang dikehendakiNya untuk mendapatkan hidayah? Maka mari kita harus terus muhasabah atau introspeksi memohon ampun kepada Allah, memohon rahmatNya semoga kita bagian dari hambaNya yang dimudahkan mendapat hidayahNya, yang dimudahkan ketika diingatkan dalam kebaikan dan kebenaran. Begitu juga dengan orang-orang yang kita sayangi karena Allah SWT. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , bahwa Rasûlullâh SAW bersabda, “Barangsiapa mengajak manusia kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak manusia kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” Al Hadits. [] RENUNGAN adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim tulisan Anda lewat imel ke [email protected], paling banyak dua 2 halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.
Pertanyaan Jawaban Ketika berbicara tentang kehendak Allah, banyak orang akan memahaminya melalui tiga aspek yang dinyatakan Alkitab. Aspek pertama terkait perintah, kedaulatan, dan kehendak rahasia Allah. Ini adalah kehendak “utama” Allah. Aspek kehendak Allah yang ini akan datang seiring pengenalan atas kedaulatan Allah dan atribut Allah lainnya. Bentuk kehendak Allah yang ini akan berfokus pada pemahaman kalau Allah berdaulat menentukan segala sesuatu yang akan terjadi. Dengan kata lain, tidak ada yang terjadi di luar kedaulatan kehendak Allah. Aspek kehendak Allah ini terlihat dalam banyak ayat Alkitab seperti di Ef 111. Kita dapat belajar bahwa Allah adalah sosok yang “bekerja menurut keputusan kehendak-Nya.” Begitu juga di Ayub 422, “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.” Pandangan mengenai kehendak Allah ini berdasarkan fakta bahwa, karena Allah berdaulat, maka kehendak-Nya tidak akan mengecewakan. Tidak ada satu pun yang terjadi diluar kendali-Nya. Pengertian akan kedaulatan kehendak-Nya tidak berarti Allah menyebabkan segala hal terjadi. Melainkan, karena Ia berdaulat, Ia harus mengizinkan atau membolehkan segala hal untuk terjadi. Aspek kehendak Allah yang ini menunjukkan bahwa, bahkan ketika Allah secara pasif mengizinkan suatu hal untuk terjadi, Ia pasti memilih untuk mengizinkan hal itu, karena Ia selalu memiliki kuasa dan hak untuk campur tangan. Allah selalu dapat memutuskan untuk mengizinkan atau menghindari suatu hal terjadi di dunia ini. Maka, karena Ia mengizinkan berbagai hal terjadi, Ia menggariskan hal tersebut dalam perkataan. Kehendak Allah kerap tersembunyi dari kita sampai hal itu terjadi. Ada aspek lain dari kehendak Allah yang jelas bagi kita kehendak-Nya yang sudah dinyatakan atau yang sudah diwahyukan. Sesuai dengan namanya, aspek kehendak Allah yang ini berarti Allah telah memutuskan untuk menunjukkan beberapa kehendak-Nya dalam Alkitab. Kehendak Allah yang nyata berarti Allah yang menyatakan apa yang boleh dan tidak boleh kita lakukan. Sebagai contoh, karena kehendak Allah dinyatakan, kita dapat mengetahui bahwa Allah ingin kita tidak mencuri, mengasihi musuh, bertobat dari dosa, dan harus hidup kudus karena Ia kudus. Penjelasan mengenai kehendak Allah ini dinyatakan baik melalui Firman-Nya dan hati nurani kita, tempat Allah menaruh nilai moral dalam setiap hati manusia. Aturan Allah, apakah tertulis dalam Kitab Suci atau dalam hati nurani, menyatu dalam diri kita. Ketika kita tidak menaatinya, hal itu akan diperhitungkan kepada kita. Memahami aspek kehendak Allah akan mengajari kita bahwa ketika kita memiliki kekuatan dan kemampuan untuk melanggar perintah Allah, kita tidak berhak melakukannya. Karenanya, tidak ada toleransi bagi dosa kita. Kita tidak dapat mengatakan bahwa dengan berdosa, kita menjalankan kehendak Allah. Yudas menggenapi kedaulatan kehendak Allah ketika mengkhianati Kristus, ataupun ketika tentara Roma menyalibkan Dia. Itu tidak membenarkan dosa yang diperbuat mereka. Mereka tidak kurang jahat atau berbahaya, dan karenanya mereka tetap bertanggungjawab atas penolakan mereka akan Kristus Kis 427-28. Walaupun kedaulatan kehendak Allah mengizinkan atau memperbolehkan dosa sampai bisa terjadi, kita tetap akan dimintai pertanggungjawaban olehnya. Aspek ketiga dari kehendak Allah yang dinyatakan Alkitab ialah kehendak Allah yang terbuka dan sempurna. Aspek dari kehendak Allah yang ini menggambarkan sifat Allah dan menjelaskan bagaimana menyenangkan-Nya. Sebagai contoh, sudah jelas bahwa Allah tidak senang ketika orang fasik harus dibinasakan, walaupun Allah sendiri yang menginginkan dan memerintahkan untuk membinasakan mereka. Penjelasan akan kehendak Allah ini diungkapkan dalam banyak ayat dalam Alkitab yang menjelaskan apa-apa saja yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Allah. Sebagai contoh, dalam 1 Tim 24 kita melihat bahwa Allah “menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran,” namun kedaulatan kehendak Allah juga menyatakan “tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman” Yoh 644. Jika kita tidak berhati-hati, kita dapat dengan mudah disibukkan atau bahkan terobsesi menemukan “kehendak” Allah dalam hidup kita. Padahal, jika kehendak yang kita cari adalah yang mengenai rahasia-Nya, yang tersembunyi, dan yang telah digariskan, maka kita melakukan hal yang bodoh. Allah tidak memilih untuk mengungkapkan aspek kehendak-Nya yang itu kepada kita. Apa yang kita perlu cari tahu ialah menunjukkan atau menyatakan kehendak Allah. Tanda sejati dari orang beriman ialah ketika kita ingin tahu dan hidup sesuai dengan kehendak Allah ang dinyatakan dalam Alkitab, dan “menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus” 1 Pet 115-16. Tanggung jawab kita adalah untuk menaati kehendak Allah yang dinyatakan, bukannya menerka-nerka kehendak-Nya yang tersembunyi bagi kita. Ketika kita mencari kehendak-Nya, kita tidak boleh lupa bahwa Roh Kudus yang akan memimpin kita pada kebenaran dan menjadikan kita semakin serupa dengan Kristus, sehingga hidup kita bisa semakin memuliakan Allah. Allah memanggil kita untuk menghidupi setiap firman yang keluar dari mulut-Nya. Hidup sesuai dengan kehendak yang dinyatakan-Nya akan memimpin hidup kita. Rom 121-2 menyimpulkan kebenaran ini, karena kita dipanggil untuk mempersembahkan “tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Untuk mengetahui kehendak Allah, kita harus menundukkan diri kita kepada Firman Tuhan, memenuhi pikiran kita dengannya, dan berdoa kepada Roh Kudus untuk mengubah kita melalui pembaruan pikiran, sehingga menghasilkan yang baik, berkenan kepada Allah dan yang sempurna – kehendak Allah. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah kehendak Allah itu?
33 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti C. Memahami Makna Perubahan Diri Jawablah pertanyaan berikut ini 1. Apa yang kamu ketahui tentang perubahan diri? Apa yang berubah? 2. Perubahan apa yang dialami Saulus sebelum dia menjadi Paulus? 3. Apa yang Allah kehendaki untuk kamu ubah? Jawablah pertanyaan berikut ini 1. Apa yang dilakukan oleh perempuan itu? 2. Kapan dia menyadari kekeliruannya? 3. Sikap dan perubahan apa yang seharusnya dia lakukan? B. Cerita Alkitab Bacalah Kisah Para Rasul 91-19 Paulus memiliki nama asli Saulus. Ia seorang Yahudi yang sangat setia mempertahankan hukum Taurat agama Yahudi. Dengan segenap kemampuannya, ia berusaha membaca semua aturan yang dikeluarkan oleh imam besar. Waktu itu, banyak pengikut Kristus dicari oleh imam-imam besar untuk dianiaya, dimasukkan dalam penjara, dan ada yang dibunuh. Saulus adalah seorang pemuda yang sangat membenci pengikut Kristus. Karena itu, ia menjadi salah satu pemimpin pasukan orang-orang yang mengejar dan menyiksa orang-orang Kristen. Suatu hari, Saulus meminta surat kuasa kepada imam besar untuk mengejar dan membunuh para pengikut Kristus. Ketika dalam perjalanan ke Damsyik untuk mencari pengikut Yesus, tiba-tiba Saulus disinari cahaya yang sangat besar sehingga Saulus menjadi buta karena cahaya itu. Tiba-tiba, dari dalam cahaya itu, terdengarlah suara yang memanggil Saulus, kata-Nya “Saulus, Saulus, mengapa Engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Jawab-Nya, “Akulah Yesus yang kau aniaya itu. Sekarang, bangunlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana engkau akan bertemu dengan seorang murid Kristus yang bernama Ananias.” Lalu Saulus ke Damsyik dan bertemu dengan Ananias. Ananias menumpangkan tangan atas Saulus dan berkata, “Saudaraku Saulus, Tuhan Yesus yang telah menampakkan diri di jalan yang Engkau lalui, Dia menyuruh aku kepadamu supaya kamu dapat melihat dan penuh dengan Roh Kudus.” Seketika itu juga Saulus dapat melihat dan ia dibaptis. Setelah Saulus bertobat, namanya diubah menjadi Paulus. Paulus menjadi terkenal sebagai pengikut Yesus yang mewartakan Injil ke seluruh kota, terutama di kota Roma. Ia meninggalkan kebiasaan buruknya menjadi murid kristus yang menceritakan kebenaran Allah ke seluruh dunia. Saulus adalah tokoh yang mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Merasa diri paling benar kemudian menyalahkan orang lain dan menyiksanya. Saulus tidak menyukai orang Kristen karena menurutnya orang Kristen adalah orang-orang yang melanggar hukum Taurat, karena itu pantas untuk dihukum atau disiksa. Saulus merasa memiliki hak untuk menghakimi orang Kristen. Namun Tuhan tetap menyayangi Saulus. Itulah sebabnya Tuhan tidak membalas kejahatan Saulus meskipun Saulus sangat jahat. Saulus diberi kesempatan untuk berubah. Tuhan menemui Saulus melalui penampakan dan mengubah hidup Saulus. Saulus berubah dan bertobat. Ia menyadari kesalahannya. Kini ia menjadi manusia baru dan namanya adalah Paulus. T ID A K U N T U K D IG A N D A K A N 34 Kelas V SD D. Proses Perubahan Diri
apa yang allah kehendaki untuk kamu ubah